Qina and her Cooking class
Kira- kira sudah 3 bulan Qina menggunakan cochlear implant dan sedikit demi sedikit volume daya tangkap alatnya mulai ditingkatkan. Setiap penambahan volume, respon Qina terhadap suara pun semakin meningkat. Bahkan sekarang sudah mulai menoleh ketika dipanggil. Dan sampai saat sekarang ini kira-kira sudah 20 kata yang dia mengerti, seperti ayah, ikan, bebek, mandi, minum dan beberapa kata sehari- hari lainnya. Dan khusus kata "ayah", qina sudah mulai mirip dalam pengucapannya. Tetapi satu hal yang selalu menjadi kendala adalah walaupun dia sudah mengerti satu kata tertentu, bisa saja nantinya dia akan lupa. Dan ditambah lagi konsentrasi dan fokusnya yang masih pendek. Ini memang bukanlah suatu perjalanan yang mudah. Ibarat mengajarkan bahasa kepada anak yang baru lahir tapi dengan kondisi pendengaran yang tak sebersih anak yang lain. Jadi satu hal yang perlu saya ingat selalu adalah ini bukanlah soal pengulangan satu dua kali, tapi mungkin seratus bahkan ribuan kali.
Untuk perkembangannya, Qina masih rutin mengikuti AVT (Auditory Verbal Therapy) setiap minggunya. Alhamdulillah dia sangat menikmati sesi terapinya. Tapi sesungguhnya terapi ini bukan hanya diperuntukkan bagi Qina, melainkan juga bagi kita selaku orang tuanya. Sesi terapi ini akan mengajarkan trik yang tepat dan efektif agar bisa kita aplikasikan di rumah. Karena jika hanya mengandalkan waktu satu jam di sesi terapi bukanlah waktu yang cukup untuk mendapatkan hasil yang optimal karena sebagian besar waktunya adalah bersama kita, orang tuanya. So, hayooo tetap semangat para orang tuaaa.. #buatdirisendiri..hehehe..
Dan mengenai AVT, ada yang berbeda dengan sesi AVT kemaren karena diganti dengan cooking class di domino pizza, yup..bikin pizza pastinya..yeaaay..nyum..nyum..nyum.. Kegiatan ini dilakukan bersama anak lain juga. Dan saya memperkirakan Qina akan malu bertemu orang baru, dan yup..dia malu..tapi hanya di 5 menit pertama karena selanjutnya dia sudah bergabung bahkan ngintilin satu anak favoritnya.hehe..
Mengenai kegiatan ini, dimulai dengan naik angkot menuju domino pizza. Ini dimaksudkan untuk pengenalan angkot juga ke anak-anak. Dan alhamdulillah Qina berani naik sendiri tanpa saya temani karena saya mengikuti dari belakang. Bahkan dati cerita terapisnya, dia sangat bersemangat selama perjalanan.
Selanjutnya sesampai di sana, kegiatan dimulai dengan pemberian apron dan topi masak. Dan anak-anak diajak berkeliling dapur dan diminta membuat pizza-nya sendiri. Memang bukan dari awal prosesnya ya..tapi hanya pemberian topingnya saja. Tapi walaupun begitu, kegiatan ini sangat seru bagi mereka.
Selanjutnya pizza tersebut pun dimasak. Dan setelah jadi, kita pun mencicipinya. Alhamdulillah Qina mau memakannya, karena selama ini selalu menolak saat ditawari pizza.
Dan alhamdulillah kegiatan ini pun berakhir menyenangkan. Qina pun senang melakukan kegiatan bersama anak-anak lain dan kita para ibu pun bisa berbagi cerita dan sharing soal perkembangan anaknya. Bahkan ada yang membuat saya kagum, ada anak yang bisa lancar bicara tanpa sengau hanya dalam satu tahun. Tapi kenyataannya banyak anak yang sudah bertahun-bertahun masih belum fasih dan bicaranya masih terdengar sengau dan terputus-putus. Memang setiap anak tidak bisa disamakan. Karena kondisi saraf pendengaran mereka pun berbeda. Tapi walaupun begitu, berbagi cerita dengan para orang tua lainnya bisa menjadi penyemangat bagi saya untuk terus berjuang membawa Qina pada dunia mendengarnya. Dan buat Qina..tetap semangat ya nak..
2 komentar
wah setuju banget mbak putri kecilnya diikutin begini jadi skill dasar memasak udah bisa kalau orang tua gak ada bisa masakin diri sendiri meskipun cuma yang gampang aja.
BalasHapusskill memasak saya baru upgrade setelah diperantauan hehehe
Hehe..yup betul mba..emang keliatan jg nih dia seneng masak..suka ikutan jg sibuk di dapur..hehe..
Hapus