Ketika Allah Memberimu Jarak Pada Dunia
Untukku, kamu, kita..
Pada suatu waktu, datanglah makhluk kecil yang tak kasat mata. Konon kabarnya bermahkota. Dia datang dan merajai seluruh penjuru dunia. Negara yang adikuasa pun luluh lantak tak berdaya. Negara kita bagaimana? Dulu masyarakatnya bisa bercanda, menyebut diri kebal karena sudah terbiasa dengan kekumuhannya. Tapi tak lama, kenyataan pun menyergap mereka. Si mahkluk kecil itu pun menunjukkan kuasanya. Kita pun tak bisa apa-apa..
Wahai manusia yang penuh logika, apakah ini bisa kau jelaskan dengan akalmu? Satu-satunya kesadaran logika yang bisa kumengerti adalah, kita hanyalah makhluk lemah tak berdaya. Tak perlu raksasa besar, cukup makhluk kecil yang tak kasat mata. Kita pun seketika tak bisa apa-apa. Sesungguhnya manusia tak punya kuasa. Karena jika Allah berkehendak, maka dengan mudah Dia akan menjadikannya dalam sekejap mata.
Cobalah lihat sekarang, tak butuh waktu lama, dunia pun mendadak sepi hilang keriuhannya. Jalanan yang biasa kau ributkan oleh kemacetannya, Allah lancarkan. Langit biru yang kau tutupi dengan kabut polusimu pun Allah tampakkan. Para traveller yang biasa terbang bebas kemanapun, tiba-tiba tak bisa apa-apa. Passport kebanggaan pun hanya diam bisu di dalam laci meja. Pusat perbelanjaan yang tak pernah sepi pun menutup aktifitasnya. Sekedar kegiatan minum kopi dan berkumpul dengan teman-teman pun Allah tiadakan. Sekolah dan perkantoran yang biasa ramai dan sibuk pun mulai di-online-kan. Hubungan manusia yang tanpa batas pun Allah jauhkan. Keriuhan sorakan nyanyianmu di tengah konser pun Allah diamkan. Kehidupan duniamu yang begitu sibuk dan gemerlap, Allah redupkan.
Begitulah Allah memberimu jarak pada dunia. Begitulah Allah memberimu jarak pada kesenanganmu. Bukan perkara sulit bagi-Nya. Hanya lewat makhluk kecil tak kasat mata, Allah tampakkan kuasa-Nya. Sekali lagi, Allah mengingatkan bahwa kita sungguh lemah dan tak berdaya.
Tak cuma sampai di situ, bahkan Allah memberimu jarak pada rumah sucinya. Masjid pun tak bisa kau bersujud berjamaah di dalamnya. Kemana lagi kau langkahkan kaki untuk merasa paling dekat untuk meminta? Bahkan tanah suci pun Allah kosongkan. Sembahan jutaan manusia seketika Allah tiadakan. Karena sesungguhnya Allah tak butuh itu semua. Jangan salah mengira! Allah tak butuh sembahan makhluk-Nya. Tidak, sungguh tidak. Itu kebutuhan kita para manusia lemah yang tak bisa apa-apa. Kitalah para manusia yang hanya butuh meminta dan memohon kepada-Nya. Kitalah para manusia yang butuh untuk percaya dan berserah.
Maka, dari dunia kecilmu di sana, sudahkah kau percaya kepada Sang maha Penguasa? Apakah masih bisa kita berkelakar tentang agama? Apakah masih bisa kita menganggap agama itu milik orang lama? Apakah masih bisa kau bilang zamanmu zaman kecerdasan intelektual hingga agama sudah terlalu kuno untuk ikut serta?
Maka, dari dunia kecilmu di sana yang tak bisa kemana-mana. Apakah kau masih sibuk menyusun rencana besarmu setelah ini berakhir tapi lupa bahwa bisa saja kau berakhir sebelum itu menjadi nyata.
Maka, ketika Allah memberimu jarak pada dunia, apakah jarakmu pada-Nya masih tetap sama?!
.
.
.
2 komentar
Benar mbk, Allah nggak butuh kita, tapi kita yang butuh Allah. Tapi nggak semua orang paham hal tersebut dan mereka masih terjebak sama dunia. Saya sendiri masih sering khilaf dan berusaha memperbaiki diri. Semoga aja virus corona ini menjadi peringatan yang berarti dan menyadarkan kita bahwa kita ini cuma manusia biasa yang numpang hidup di dunia yang diciptakan Allah.
BalasHapusSetuju mba.. kita sesungguhnya hanyalah makhluk lemah saja..
HapusSemoga kita semua selalu dalam lindunganNya..dan tetap berada di jalanNya..aamiin..