Saat Qina sudah bukan anak SD lagi

Tak terasa sudah enam tahun Qina menjalani masa-masa sekolahnya di sekolah dasar. Perasaanku semakin tercekat setiap mengantar Qina di hari-hari terakhirnya bersekolah di sini. Bahkan air mata pun tak terbendung saat menerima rapor terakhirnya. Saat kata-kata bahwa Qina sudah lulus dilontarkan oleh gurunya, tangisku pun pecah, yaa..di hadapan gurunya.. Wuaaa.. Tampaknya hanya saya satu-satunya orang tua yang menangis di sana. haha..

Ya, bagi kami, Qina bisa bersekolah di sekolah umum bersama anak-anak lainnya memanglah istimewa. Mengingat Qina memiliki gangguan pendengaran sangat berat hingga menggunakan implan koklea. Bahkan, masih jelas di ingatan saya saat pertama kali membawa Qina ke sekolah ini. Kami disambut oleh kepala sekolah. Selagi kami berbincang-bincang dengan bagian administrasi, Qina diajak bermain di playground oleh kepala sekolah. Di sana Qina diajak bermain dan berkomunikasi. Dan komunikasi dengannya memanglah sangat sulit saat itu. Kemampuan bahasa dan kosa katanyanya masih sangat sedikit. Tapi sekolah menerimanya dengan hangat. Dan perjalanan Qina di sekolah pun dimulai. 

Bukan hanya saat penerimaan, namun kenyataannya selama proses pembelajaran, guru-gurunya sangat sabar menemani dan membantu Qina. Bahkan, gurunya menyempatkan memberikan bantuan dengan flash card untuk membantu menambah kosa kata Qina. Bukan hanya guru, teman-teman Qina pun sangat baik menghadapi Qina. Bahkan di saat guru-guru tidak paham apa yang Qina ucapkan, teman-temannya akan membantu. Saya melihat bahwa sekolah ini memang menciptakan lingkungan yang hangat untuk Qina. Hingga saya bisa merasakan kemampuan berbahasa Qina meningkat dengan pesat.

Di sanalah saya bisa menemukan potensi-potensi dan minat yang Qina punya. Ternyata Qina menyukai pelajaran matematika dan IPA. Ia juga menyukai kegiatan kemping dan field trip. Bahkan di setiap ada kegiatan yang diadakan sekolah, ia akan sangat bersemangat dan tidak sabar menunggunya. Bahkan ia akan membuat editan foto atau video untuk kegiatan tersebut. Ya, minatnya untuk mengedit tersebut tampak kental. Bahkan didukung juga minat mewarnai dan menggambarnya yang tiba-tiba muncul entah darimana. Bahkan saat TK dan SD kelas satu sampai empat, bisa dikatakan tidak terlihat sama sekali. Bahkan kemampuan menggambarnya bisa dikatakan tampak seperti anak TK. Akhirnya kami mengikutsertakannya di kelas graphic design secara online. Dan Alhamdulillah Qina bisa dan bersemangat mengikuti kelasnya. 

Melihat perkembangan-perkembangan Qina ini, saya menyadari bahwa jangan khawatir musim semi akan usai, bisa jadi ia hanyalah bunga yang terlambat berkembang. Jadi, tak perlu takut..lanjutkan saja musim seminya..

Di sekolah ini jugalah akhirnya saya memutuskan Qina untuk menutup auratnya dan menggunakan hijab. Alhamdulillah, pihak sekolah mendukung bahkan menyediakan baju seragam yang panjang untuk Qina. 

Begitulah sedikit cerita saat Qina bersekolah di Sekolah Citta Bangsa. Sekolah yang hangat dan menganggap setiap murid itu cerdas. Terima kasih kami ucapkan kepada pihak sekolah, guru bahkan teman-teman Qina untuk selalu menerima dan membimbing Qina dengan kesabaran dan kehangatannya. Semoga Sekolah Citta Bangsa semakin maju dan sukses ke depannya. 

Terakhir, selamat atas kelulusanmu ya Nak.. Selamat menjalani petualangan yang baru. Semoga Allah selalu membimbingmu ke jalan yang baik dan benar. Tetap semangat dan pantang menyerah ya Nak...Kami selalu menyayangimu..

You Might Also Like

0 komentar